Sabtu, 28 Agustus 2010

Kain sarung jahitan keliling

Sebagai pelengkap alat sholat, aku memakai kain sarung, karena aku masih kecil tidak ada sarung yang pas untukku, kata ibu semua sarung ayah kedombrangan kalau aku yang pakai. Karena sarung ayah banyak yang belum dipakai, ibu punya inisiatif menjahitkan sarung itu ke tukang jahit keliling. Satu satu sarung ukuran dewasa setelah dipermak (dipotong, dijahit dan diberi karet pinggang) sarung itu jadi dapat 3 buah sarung kecil-kecil pas dengan ukuranku.

Pas dipakai ternyata pas dan tidak kendor alias melorot. Sarung pas sekali dengan ukuran tubuhku, aku memakainya dengan nyaman. Sarung itu aku pakai saat aku sholat jumat atau sholat tarawih. Ternyata tidak sedikit yang memperhatikan sarung yang aku pakai itu.

Orang-orang pada bertanya, sarungya beli di mana, kok enak sekali dipakainya. Ayahku yang menjawab pertanyaan-pertanyaan itu. Herannya tidak sedikit orang yang bertanya hal sama saat aku mengenakan sarung itu. Kok ada sarung seukuran anak kecil, setahu mereka semua sarung itu ukurannya besar-besar. Kalaupun ada anak kecil yang pakai itupun harus pakai gesper dan dilepit yang banyak atasannya, jadi kurang nyaman dipakai.
Aku bahagia sekali mengenakan sarung itu, karena ibuku kreatif, ayah memberi nama sarung itu sarung kreatif. Wah, ayah ada - ada aja ya?

Minggu, 22 Agustus 2010

Saung untuk adikku





Foto di atas saat diambil pada tahun 2006, saat aku baru berumur 2 tahun, ayahibuku membuatkanku saung untuk bermain, waktu itu awal puasa, saung itu dibuat agar aku dan teman-teman bisa bermain di sekitar rumah, aku senang sekali bermain di saung itu, aku bisa naik turun, melompat, menggambar dan makan di atas saung itu, senang sekali rasanya. Ayah membuat tangga untuk naik ke saung itu.

Foto di atas, saungku yang baru, awal puasa tahun ini juga, ayahibuku membuat saung untuk adikku dan aku juga, sebab saung yang lama sudah lama roboh karena dimakan usia. Kata ayah, di saung itu aku, adikku dan teman-teman bisa bermain. Sekarang aku berusia 6 tahun, aku sudah bisa naik ke saung itu tanpa menggunakan tangga. Kata ayah, minggu depan aku akan dibuatkan tampat otbon yang terbuat dari bambu, agar aku bisa bermain naik, turun dan bergelantungan di tangga itu. Terima kasih ayah, terima kasih ibu.